PELEDAKAN DAN PEMBORAN
PERSIAPAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
PELEDAKAN
ü Kontrol Metode Peledakan Yg Diterapkan
ü Tetapkan dan siapkan peralatan peledakan
ü Tetapkan dan siapkan perlengkapan
peledakan
ü Periksa Kelaikan Peralatan dan
ü Perlengkapan
Peledakan
ü Legwire Det.Listrik Tetap dihubung
pendekan
METODE
PELEDAKAN ADA 4 MACAM :
- Metode sumbu api (cap & fuse method)
- Metode sumbu ledak
- Metode listrik
- Metode non listrik (NONEL)
Metoda
Peledakan
|
Perlengkapan
|
Peralatan
|
Sumbu Api
(Cap &
Fuse)
|
|
1. Cap crimper
2. Penyulut (lighter) : korek api
3. Tamper
|
Sumbu Ledak
|
|
Tergantung
detonator yang dipakai
|
Listrik
|
|
-
Rheostat
-
Blasting VOM
meter
-
Galvanometer
-
Voltohmmeter
|
Non Listrik
|
|
|
CARA MENGINISIASI
DETONATOR
n Detonator
biasa:
Sumbu
api dibakar oleh alat pemijar (ignitor) atau korek api, panasnya akan menyulut
ramuan pembakaran dan menginisisasi isian utama
n Detonator
listrik:
Menggunakan
blasting machine (BM) atau exploder. Setelah dikontak arus akan memijarkan
fusehead dan panasnya menyulut ramuan pembakaran yang selanjutnya menginisiasi
isian utama
n Detonator
nonel:
Ketika
inisiasi impact dilakukan, transmisi signal energi rendah bergerak disepanjang sumbu dgn kecepatan
propagasi enam kali kecepatan suara (2000 m/s).
PEMBUATAN
PRIMER
- Detonator
listrik dimasukkan ke dalam dodol damotin/dinamit,
- Detonator
biasa (plain detonator) dimasukkan ke dalam dodol damotin/dinamit yang
sudah disambung dengan sumbu bakar (safety fuse);
- Sumbu
ledak (detonating cord) dimasukkan ke dalam dodol damotin/dinamit;
- Sumbu
ledak dimasukkan ke dalam booster
- Nonel
dimasukkan ke dalam booster
PENGISIAN KOLOM LEDAK – LOADING
n Periksa
Kondisi Lubang Ledak Untuk Kedalaman - Kemiringan – Rongga – Material
n Masukkan
Primer – Booster Kedalam Lubang
n Masukkan
ANFO/Emulsi/Watergel Secara Manual atau MMU
n Gunakan
Selubung Plastik Untuk Lubang Berair
n Padatkan
ANFO/Emulsi/Watergel
n Isi
Lubang Ledak Dengan Stemming
PENGISIAN LOBANG BOR
- Bottom priming (primer terletak di bawah)
- Collar priming (primer terletak di atas)
- Deck loading (selang-seling
POSISI PRIMER DALAM KOLOM LUBANG LEDAK
Ada
4 Rangkaian Peledaklan
- Seri :
Arus minimal 1,5 A
- Paralel
: Arus
0,5 A per detonator
- Paralel
– Seri
- Seri
- Paralel
Rumus
1) RANGKAIAN SERI
Rtotal = R1 + R2 +
………. Rn (Ohm)
Itotal = I1 = I2 =
……….. In (Ampere)
V
= I . R
(Volt)
P
= V . I
(Watt)
2) RANGKAIAN
PARALEL
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 +
………. 1/Rn (Ohm)
Itotal = I1 + I2 +
……….. In (Ampere)
V
= I . R
(Volt)
P
= V . I
(Watt)
Contoh
Gambar rangkaian Peledakan
PROSEDUR PELEDAKAN
- PENGAMANAN
LAPANGAN KERJA
- PENGAMBILAN
PERLENGKAPAN DAN PERALATAN DARI GUDANG HANDAK
# FiFO,
cek semua.
- PENGANGKUTAN
HANDAK KE LOKASI PELEDAKAN
* Tempat
handak tertutup
* Detonator
dan hight explosive terpisah
* Bagian
yg kontak dgn handak terbuat dari kayu atau bhn isolator
- PENYIMPANAN
HANDAK DI LOKASI PELEDAKAN
^ Handak
dibagi-bagikan dekat setiap lobang sesuai kebutuhan
- PERSIAPAN
DI LOKASI PELEDAKAN
# Beri
tanda mencolok (bendera merah)
# Pengecekan
lobang ledak
# Pembuatan
primer
# Pengisian
lobang ledak
# Stemming
- PENYAMBUNGAN
RANGKAIAN
- PERLINDUNGAN
BAGI JURU LEDAK
* Bawah
tanah
* Permukaan
- TANDA
PERINGATAN SEBELUM PELEDAKAN (ABA-ABA)
# Serine,
peluit; megaphone; teriakan.
- PELAKSANAAN
PELEDAKAN
- PEMERIKSAAN/PENGAMANAN
SETELAH PELEDAKAN
@ ±
30 menit setelah peledakan, gas beracun hilang.
@ Mangkir
(misfire)
- TANDA
PELEDAKAN SELESAI DAN AMAN
# Serine,
peluit; megaphone; teriakan.
PENANGGULANGAN MISFIRE
- Hubungkan
dan ledakan
- Pakai
primer tambahan
- Bikin
lobang baru disebelahnya
POLA PENGEBORAN PADA
TAMBANG TERBUKA
GEOMETRI PELEDAKAN
JENJANG
•
Diameter lubang ledak ( Æ
)
•
Burden ( B )
•
Spasi ( S )
•
Stemming ( T )
•
Tinggi jenjang ( H )
•
Kedalaman lubang ledak (
L )
•
Subdrilling / Subdrill /
Sub grade ( J )
•
Isian utama / Primary
Charge / Powder Column ( PC)
•
Sudut kemiringan lubang
ledak (a )
Perhitungan Geometri
CJ
KOnya
☺
Serentak tiap baris lubang ledak (instantaneous single-row blastholes)
☺
Berurutan dalam tiap baris lubang ledak (sequenced single-row blastholes)
☺
Stemming (T):
–
Batuan massif, T = B
–
Batuan berlapis, T = 0,7B
☺
Subdrilling (J) = 0,3B
☺
Tinggi jenjang (H) dan burden (B) ditentukan oleh ratio H/B (Stifness Ratio)
ICI Explosive
☺
Tinggi jenjang (H) dan
diameter lubang ledak (d) merupakan pertimbangan pertama yang dipertimbangkan
☺
Hmaks
ditentukan berdasarkan kemampuan jangkauan alat muat dan peraturan Pemerintah
☺
Secara empiris H = 60d –
140d
☺
Burden (B) antar baris; B
= 25d – 40d
☺
Spasi antar lubang ledak
sepanjang baris (S) = 1B – 1,5B
☺
Subgrade
(J); J = 8d – 12 d
☺
Stemming
(T); T = 20d – 30d
☺
Powder Factor (PF) =
Powder Factor (PF) =
MENGHITUNG
VOLUME
a. VS = B x S x H; VS =
3,6 x 3,6 x 13 = 168,50 m³ (bank)/lubang Þ bank=insitu
- Volume
total hasil peledakan (VS-total ) = 100 x 168,5 = 16.850 m³ (bank)
- Berat
hasil peledakan (W) = 16.850 x 2,5 = 42.125 ton (bank)
d. VL = = = 20.548,80 m³ (loose)
Berat bahan Peledak
Wtotal handak = n x PC x rd
POLA
PENGEBORAN PADA TAMBANG BAWAH TANAH
•
Center cut
/ pyramid / diamond cut : berbentuk silang menuju 1 titik pusat.
•
Wedge cut
/ V-cut / angled cut / cut bentuk baji : berbentuk baji
ditengah
•
Drag cut
/ pola kipas : menyudut kebawah dibagian ¼ diatas floor
•
Burn cut
/ cylinder cut : berbentuk persegi ditengah
BAHAN-BAHAN
PELEDAKAN
Sifat-sifat bahan peledak
:1. Sensitivute
Dorongan yang dibutuhkan untuk suatu reaksi peledakan yang dapat mengakibatkan bahan peledak itu meledak.
2. Strength
Kekuatan bahan peledak untuk memindahkan suatu batuan/ material.
3 Stability
Suatu senyawa bahan peledak yang tidak mudah berdecomposisi terhadap pengaruh luar. Misanyal; dingin, makin stabil bahan peledak makin mudah penyimpananya/handling dan aman.
4. Hydroskopicity
Sifat bahan peledak yang mudah bereaksi/berpengaruh terhadap lingkungan luar khususnya terhadap kelembaban udara (air).
5. Valatility
Sifat bahan peledak yang mengeluarkan zat-zat padat setelah peledakan (jarang terjadi).
6. Reaktivity
Sifat mudah bahan peledak untuk bereaksi,
7. Detonation velocity
Kecepatan detonasi/kecepatan gelombang detonasi yang menjalar/bereaksi melalui kolom bahan peledak itu sendiri (bahan, bentuk, ukuran butir, density, diameter, packeging, temperatur, dll). Sifat tersebut sangat penting dalam menentukan kwalitas bahan peladak.
8. Water resistance
Ketahanan / kemampuan suatu bahan peledak untuk rembesan air dari luar.
9. Fume
Gas-gas hasil peledakan dan ini dalam berupa fume dan amoks, gas-gas beracun yang dihasilakan ; CO, NO, NO2
10. Packaging
Pembungkus bahan peledak dan ini sudah dianggap bagian dari bahan peledak didalam campuran bahan peledak itu sendiri.
81. wIre line (core barrel dengan kawat baja)
Dasar dari core barrel type adalah penggunaan tabung ganda dan dirancang agar tabung bagian dalam dapat diangkut kepermuakaan sesudah melepas rodnya. Proses ini dilakuakan oleh kawat baja dan kerak yang bergerak bebes. Pada tangkai rod, tabung bagian luar dan bir tunggal di dasar sumur.
ISTILAH - ISTILAH
n Peledakan (Blasting) : Penyulutan
(firing) bahan peledak untuk tujuan seperti memecahkan batuan atau material
lain, menggeser material, atau menciptakan gelombang seismik. (Peramuan bahan
peledakan untuk tujuan seperti itu).
n Blast Site : Lokasi
di mana bahan peledak ditangani selama pengisian lubang (loading), termasuk
garis lingkar luar lubang peledakan dan radius 10 meter ke semua arah, dari
lubang yang telah diisi atau yang akan diisi.
n Blast Area : Area peledakan di
dalam batas pengaruh flying rock (lontaran batu) atau missil atau
terdapat bahaya keracunan gas dan gegar otak. Blast area telah ditetapkan oleh
KPC sejauh 500 meter untuk orang dan 300 meter untuk kendaraan dari lubang
peledakan yang telah dimuati.
n Blast Sentry : Personil berkualifikasi yang
telah ditunjuk oleh Supervisor Blasting untuk mengamankan blast area dan
memblokade jalan pada semua kemungkinan jalur masuk ke dalam blast area.
n Fly rock : Batu
yang dilontarkan dari blast area akibat dari gaya tekanan dari
peledakan.
n Misfire : Sebuah
lubang yang tidak sepenuhnya meledak setelah intitiation
dilakukan, atau bahan peledak itu sendiri yang tidak meledak sesuai dengan yang
direncanakan.
n Detonator : Segala
alat yang mengandung bahan peledak penyulut atau primer yang digunakan untuk
melakukan initiation.
n Nonel Firing Line : Suatu
sistem peledakan non listrik.
n Shot Firer : Seseorang yang berkualifikasi, yang
bertanggung jawab untuk mengisi lubang peledakan dan melakukan initiation
(sama dengan blaster).
n Blasting Information I : Pengumuman
melalui radio oleh Mine Control, tentang informasi blasting yang akan dilakukan
pada PIT, lokasi dan waktu blasting. (Disampaikan antara jam 9.00 – 10.00 AM).
n Blasting Information II : Pengumuman melalui radio oleh Mine Control, tentang
informasi blasting yang akan dilakukan pada PIT, lokasi dan waktu blasting.
(Disampaikan 1 jam sebelum peledakan dilakukan).
n Blast Tone &
Announce:
Sirine dan pengumuman melalui radio oleh Mine Control, tentang persiapan
blasting pada PIT dan akan dilakukan peledakan 10 menit mendatang.
n 1 Minute Warning : Pengumuman melalui
radio oleh Mine Control, ketika blast area sudah aman dan para blast
sentry sudah menempati posisinya.
n Final Warning : Pengumuman melalui
radio oleh Mine Control, 15 detik sebelum initiation dilakukan.
n Clear 1 : Pengumuman dari melalui
radio oleh Mine Control juga Blasting Crew setelah peledakan dilakukan.
n All Clear : Pengumuman melalui
radio oleh Mine Control menyusul pemeriksaan setelah peledakan dan
setelah blast area dinyatakan aman. Setelah pernyataan "All
clear" atau "Semua aman" diumumkan, blast sentry boleh membuka
blokade jalan dan melanjutkan tugas rutinnya kembali.
n Langkah-langkah dalam melakuakan
pemboran
- Menentukan lokasihnya
- Pembersihan tempat
- Pengukur jarak lubang bor
- Pengeboran
- Menentukan lokasihnya
- Pembersihan tempat
- Pengukur jarak lubang bor
- Pengeboran
n Tujuan pemboran
- Produksi (untuk bor minyak)
- Sampel (dalam hal cadangan)
- Peledakan (untuk material kompak)
- Ventilasi
- Pengeringan
- Pembuatan shaft
- Sand filling
- Pemadaman kebakaran dibawah tanah
- Produksi (untuk bor minyak)
- Sampel (dalam hal cadangan)
- Peledakan (untuk material kompak)
- Ventilasi
- Pengeringan
- Pembuatan shaft
- Sand filling
- Pemadaman kebakaran dibawah tanah
n Cara pemboran
- Manual driver (dengan tangan)
- Mechine driver (dengan mesin) : percusife (menumbuk), rotary (putar), dan gabungan percusife dan ritary.
- Manual driver (dengan tangan)
- Mechine driver (dengan mesin) : percusife (menumbuk), rotary (putar), dan gabungan percusife dan ritary.
n Macam-macam drill
- Manual :
o Bangka bor (impire drill)
o Auger drill
- Machine :
1. Percusife : Chrun drill, Hammer drill
Rotary : Hidroulic drill, Diamond drill, Jet pieree drill
Rotary percusif drill : Jack hammer.
- Manual :
o Bangka bor (impire drill)
o Auger drill
- Machine :
1. Percusife : Chrun drill, Hammer drill
Rotary : Hidroulic drill, Diamond drill, Jet pieree drill
Rotary percusif drill : Jack hammer.
n Kecepatan pemboran tergantung pada
- Jenis alat bornya (rotary/percusif/gabungan keduanya
- Batuannya (keras atau lunak)
- Kondisi geologi (apakah ada patahan dll)
- Jenis alat bornya (rotary/percusif/gabungan keduanya
- Batuannya (keras atau lunak)
- Kondisi geologi (apakah ada patahan dll)
n Cara pemakaian jackhammer
- Drifter (pemboran horizontal)
- Stopper (pemboran ke atas)
- Sinker (pemboran ke bawah)
- Drifter (pemboran horizontal)
- Stopper (pemboran ke atas)
- Sinker (pemboran ke bawah)
n Kesukaran-kesukaran yang terdapat
pada saat pemboran
o Struktur geologi batuannya (patahan, joint dll)
o Faktor topografi (bentuk permukaan bumi)
o Sifat-sifat material yang akan dibor (kekerasan, kelembaban)
o Terjepitnya catting pada pipa bor
o Materialnya banyak mengandung air
o Struktur geologi batuannya (patahan, joint dll)
o Faktor topografi (bentuk permukaan bumi)
o Sifat-sifat material yang akan dibor (kekerasan, kelembaban)
o Terjepitnya catting pada pipa bor
o Materialnya banyak mengandung air
0 komentar:
Posting Komentar