JENIS DAN NILAI BATU MULIA
Kini batu
mulia atau batu permata makin digemari, tidak hanya sebagai perhiasan, tapi juga
merupakan asset (kekayaan) bagi seseorang. Di luar negeri orang lebih suka
menyimpan batu permata di Bank dari pada uang, karena uang dapat terkena dampak
inflasi/devaluasi sedang batu permata tidak. Di luar negeri batu permata yang
harganya $250 atau lebih harus mempunyai sertifikat pengujian dari seseorang
gemologist salah satu contoh naiknya harga atau nilai batu permata antara lain
:
Ø Tahun 1986
di Australia sebutir intan yang berharga $ 1.000 naik menjadi $ 16.000 pada
tahun 1979.
Ø Tahun 1973,
pernah terjadi lelang kalung dengan mute (bead)
31 butir jade (giok) berwarna hijau
muda (imperial green) masing-masing
sebesar buah anggur harganya mencapai f 156.250 atau kira-kira Rp. 490 juta.
Ø Di Siera
Lone tahun 1972 ditemukan intan berwarna kebiru-biruan seberat 968,8 karat yang
hingga kini belum diasah dan masih disimpan dengan penjagaan pasukan khusus.
Penawaran terakhir baru mencapai f 2,5 juta atau kira-kira 7,782 miliar (1979).
Dalam
dunia perdagangan dikenal adanya batu mulia atau permata asli, sintetis,
imitasi, doblet, dan triplet. Adanya macam-macam jenis batu mulia ini, karena
kecenderungan manusia untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan
keinginan tersebut dapat terwujud karena didorong oleh kemajuan teknologi. Bagi
pedagang yang jujur tentu saja akan mengatakan mana batu permata atau permata
asli, mana yang sintetis, mana yang imitasi, mana yang doblet, triplet,
komposit dan mana yang dolid.
Batu
mulia sintetis dibuat orang karena banyak permintaan batu permata yang
tergolong langka, indah dan tentu saja berharga mahal. Umumnya batu permata
yang dibuat sintetisnya adalah yang termasuk batu permata mulia, seperti intan,
rubi, sapir, emerald, aleksandrit, akuamarin, opal dan lain-lain. Batu permata
sintetis umumnya dilakukan dengan meniru pembentukan kristal dari lelehan atau
cairan (larutan), pengendapan dan penguapan. Sudah barang tentu digunakan pula
tekanan dan panas yang sangat tinggi serta kadang-kadang diikuti dengan proses
radiasi. Metode umum yang digunakan
dalam pembuatan batu permata sintetis yalah,
Ø Metode Verneuil
atau metode pembakaran api
Ø Metode Czockratski
atau metode teknik penarikan
Ø Metode Brigman-stockbarger
atau metode pendinginan lelehan.
Seorang
gemologist tidak segera dapat membedakan mana permata asli (alami) dan mana
yang sintetis, karena pada prinsipnya kedua batu permata ini mempunyai sifat
kimia dan fisik yang sama. Bedanya hanya terletak pada isi gelembung di
dalamnya. Yang dalam istilah gemologi tersebut sebagai ginger ptinte (sidik jari). Kita tidak mungkin untuk menemukan dua
butir permata atau batu permata yang sama, meskipun dibentuk atau diambil dari
satu kristal yang sama. Di sinilah sebenarnya letak peran seorang gemologist
dalam membuat sertifikat.
Batu
permata imitasi paling mudah dikenal dan diuji dengan cara sangat sederhana,
misalnya digores, dibakar, ditetesi dengan asam atau larutan kimia lain dan
sebagainya. Batu permata imitasi dapat dibuat dari mineral alam, mineral
sintetis atau plastik. Umumnya batu permata yang dibuat imitasinya adalah yang
tergolong batu permata mulia, namun kadang-kadang juga semua jenis batu permata
yang menarik, baik karena warna, kilap, katoyansi, tekstur (pattern) dan lain-lain. Sebagai contoh
intan imitasi yang antara lain terdiri dari fabolit, linobat, diamonair, YAG,
YIG, GGG, paianit, djevalit dan zircon kubus (cubiczirconia atau dinamakan juga American diamond). Contoh lain adalah opal sintetis yang sering
disebut slocum atau opal gilson.
Nilai batu permata mulia, terutama intan,
ditentukan oleh beberapa kriteria yang umumnya disebut 4 C, singkatan dari corat (berat atau ukuran), colour (warna) clarity (kebersihan atau tanpa cacat) dan cut (bentuk asahan). Dalam perdagangan maka intan dibati menjadi
beberapa kelas terutama berdasarkan warna dan kebersihan, yang dalam sertifikat
sering dinyatakan dengan singkatan huruf dan angka, misalnya :
Ø IF.AA.3, Artinya
intan bersangkutan tanpa cacat berwarna putih biru dan sangat sedikit
mengandung pengotor (intan kelas 1)
Ø PI.F.6, Artinya intan yang bersangkutan mengandung
pengotor atau cacat nyata berwarna bunga
tanjung dan berbintik (intan kelas 5)
Disamping
ukuran (berat atau karat), warna dan kejernihan, bentuk asahan sangat
menentukan nilai sebuah permata. Makin rumit bentuk asahan sebuah permata
semakin tinggi nilai dan harga permata tersebut. Sebenarnya bentuk asahan hanya
dibedakan menjadi dua, yaitu bentuk normal dan bentuk berjenjang. Kedua bentuk
asahan normal umumnya dilakukan pada batu permata tak tembus cahaya (opaque dan translucent), sedang bentuk asahan berjenjang dikenakan pada batu
permata tembus cahaya (transparant).
Bentuk
asahan normal yang telah berkembang antara lain baroki (asahan guling), berbagai bentuk kabocon dan bentuk fansi.
Bentuk asahan berjenjang atau fasit
juga berkembang, antara lain bentuk asahan baket,
emerald, berlian mawar, berlian raja, berlian guling, markis, pendelop, dan briolit. Bentuk asahan fasit berlian mempunya dua bagian utama,
yaitu fasit mahkota dan fasitpavilium.
Kadang-kadang
nama bentuk asahan fasit berubah
menjadi nama permatanya, misalnya cincin berlian, giwang markis, leontin
pendelop atau briolit dan lain-lain. Tak jarang para pedagang intan berlian
membuat istilah yang tidak benar tapi sudah terlanjur terkenal. Misalnya intan
yang diasah dengan bentuk fasit, namun tidak memancarkan sinar disebut intan,
sedangkan yang berkilau-kilau baru disebut berlian. Sudah barang tentu istilah
ini hanya dipopulerkan oleh pedagang yang tidak mempunyai latar belakang
pengetahuan tentang gemologi atau lapidari. Dengan demikian timbul istilah yang
sudah umum namun tidak benar (salah kapra).
Nilai suatu mineral sebagai batu permata ditentukan
oleh sifat-sifat fisiknya seperti warna,kilat, dan dispersinya. Contoh-contoh mineral permata antara lain,
1.
Intan, yang umum dikenal ialah yang berwarna jernih atau
tidak berwarna,sedangkan Intan yang berwarna hijau,merah,biru atau kuning merupakan jenis Intan
yang mahal harganya.
2.
Korundum, di pasaran dikenal dengan nama Ruby dan Sapphire yang merupakan warna
varitas korundun, dimana,
Ø Ruby berwarna merah dan yang mahal berwarna merah tua agak ungu,
Ø Sapphire berwarna biru, tetapi untuk semua jenis yang tidak berwarna merah
ummnya disebut sapphire.
3.
Beryl, varitas Beryl adalah,
Ø Emerald yang berwarna hijau, yang mahal harganya jika berwarna hijau dan jernih.
Ø Aquamarine ialah varitas beryl yang berwarna biru atau hijau kebiru-biruan.
Ø Morganit berwarna merah muda,
Ø Golden-beryl berwarna kuning.
4.
Turmalin, jenis Turmalin yang bernilai
permata ialah yang berwarna jernih. Turmalin sendiri umumnya berwarna hijau, varitasnya adalah
Ø Rubelitte, bewarna merah atau muda kita kenal,
Ø Indicolit berwarna biru tua,
Ø Brazillian Emerald berwarna hijau.
5.
Topas, Topas yang tidak berawarna atau jernih tidak begitu
mahal harganya, yang benilai permata umumnya yang berwarna biru muda,coklat,kuning
emas atau merah muda.
6.
Zirkon, yang termasuk Mineral permata ialah zirkon yang
berwarna;varitas-varitasnya adalah,
Ø Hyacinth yang bewarna merah,kuning dan
coklat,
Ø Yargon warnanya diluar warna Hyacinth.
7.
Quarts,banyak varitas Quarts yang termasuk mineral permata walaupun agak murah
harganya, misalnya.
Ø Amtheyst yang berwarna ungu, coklat tua atau hitam disebut smoky quartz;
kwartz yang terisi rutil;avnturine ialah kwarts yang terisi mineral-mineral
hematit atau mika. Varitas-varitas dengan kristal-kristal ayng halus kita kenal
sebagai carmelian ialah calhedon merah; chrysopras ialah calchedon
hijau;heliotrop atau bloodstone ialah calchedon hijau dengan titik-titik merah
didalmnya dan lain-lain.
0 komentar:
Posting Komentar